Sajak: Wanita Hebat tanpa Penat

Karya : Fendra Filter


Terjebak dalam jebakan, sulit tuk diungkapkan. Mengunci pikiranku, melumpuhkan jariku, mengekang imajinasiku untuk menceritakan betapa mulianya dirimu.

Ingin rasanya kuceritakan pada awan, bahwa hati ini sedang tertawan oleh rindu yang tak bisa ku lawan. Ingin rasanya ku luapkan, Bahwa kuingin selalu dalam dekapan seorang wanita yang begitu rupawan. Ingin rasanya kuceritakan pada langit, bahwa hati ini begitu sakit, oleh amarah yang semakin terbelit, yang lebih sakit dari sembelit. 

Bodoh sekali aku, memberi ruang pada amarah hingga tertawa karena tingkah jenakaku. Bersorak kegirangan dengan umpatan yang ku alamatkan kepadamu. Sial, setiap kali kata-kata meronta, rasanya aku ingin mati saja.

Kenapa harus hatimu yang aku jadikan wadah pelampiasan. Harusnya, sekarang adalah tugasku mendekapmu, membuat angin segan untuk mampir menggodamu, membuat hujan malu untuk bertemu dan membuat mentari tetap bersinar di kolong langit agar membuatmu hangat.         

Sontak saja otakku memaksa agar mengingat memori lama. Di kala aku membuat dirimu sulit dahulu, aku selalu melawan kepadamu. Benar, aku hanyalah serpihan kayu yang tak tahu malu. Membiarkan tanganmu berubah menjadi keriput hanya untuk membuatku kenyang pada perut, bermandikan keringat untuk membuatku menjadi orang hebat.