Sajak: Pinta


Sial, memangnya siapa aku? memberi nasehat pada sang ratu. Sedikit pun tak ada layaknya kata pantas di sandingkan denganku. Tapi aku bisa apa? Jangankan bicara, diam saja aku butuh tenaga. Tapi kali ini izinkan rakyat jelata satu ini menjalin kata dan menyambung kalimat denganmu.

Sungguh, sangat tak pantas diriku dan orang² melihat keindahan akhlakmu, begitu indah bahkan melebihi keindahan itu sendiri. Begitu sirna diri ini memandang, tapi sulit tuk membendung. Sejatinya, engkau itu ibarat malaikat, meski tak terlihat tapi dirimu sungguh memikat bagaikan malaikat tak bersayap.

Maafkan daku menyampaikan nasehat ini. Semoga Allah mengampuni ku jika aku keliru. Apa kau tahu tentang muatiara yang berada di dasar lautan? Ya, begitulah dirimu. Tak sembarang orang bisa mengambilmu. Tak sembarang orang bisa melihatmu. Begitulah keindahan dirimu.

Akan sangat elok jika cukup jodohmu saja yang melihat dirimu, tak perlu di perlihatkan kepada orang lain. Bukan maksudku mengguruimu tapi semoga Allah berkahi kita untuk saling membantu.


Baca Juga: Sajak: Peka