Sajak: Teruntukmu

 

Hari ini rintik hujan datang
Alunan tangga lagu menggiringku untuk menulis
Tangan dan otak acap kali tidak singkron
Sebuah tulisan singkat di hari jadimu

Pertemuan pertama kita kau ingat?
Jika kau lupa, aku pun sama
Tidak diiringi alunan piano ataupun tiupan trompet
Kita hanya saling mengenal lewat perkenalan diri di depan kelas
Kau mengenalku, Aku mengenalmu
Tidak ada salaman, apalagi perkenalan dua manusia pada umumnya

Kadang aku heran tentang kita
Kau yang sering berkata insecure dan aku yang selalu iri akanmu
Kau yang sering pesimis dengan diri dan aku yang menguatkannya
Kau yang sesekali membuatku mencuri senyum dari paras
Padahal kau luar biasa, wanita mana lagi yang membuatmu tidak percaya diri?
Apa ada yang lebih darimu? Jika ada, itu hanya kebetulan saja

Aku terjaga di kota sumatera
Atmaku ingin kembali melihat cakrawala tanah jawa
Rindu rasanya adalah kata yang mendeskripsikan segalanya
Gundah, Gulana, Dilema
Entah tentang apa atau siapa

Kuharap kau tetap berjalan sesuai keinginanmu
Kata ibuku..
Jangan terlalu banyak melihat ke atas, sesekali lihatlah ke bawah
Barangkali ada yang lebih indah di bumi dari langit yang ganas
Jangan terlalu melihat ke belakang, sesekali lihatlah ke depan
Masa depan terlalu cerah buat orang yang terlalu cepat merasa kalah

Kau indah, 
Jangan biarkan para bedebah tersenyum semringah
Karena melihat kau lelah dan lemah
Di mataku, kau lebih dari itu


Baca Juga: Perjuanganku Belum Usai, Pesawatku Akan Segera Mendarat